Pencitraan satelit atau Fotografi angkasa adalah citra dari Bumi atau planet lain yang dikumpulkan oleh satelit pengamat Bumi yang dioperasikan oleh pemerintah atau perusahaan di seluruh dunia. Perusahaan yang bergerak di bidang ini menjual citra-citra satelit dengan melisensikannya kepada pemerintah atau perusahaan lain seperti Apple atau Google Maps.
IPPKH yang merupakan kependekan dari Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan adalah izin yang diberikan untuk menggunakan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan.
Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan untuk kegiatan yang mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan.
Salah satu persyaratan teknis bagi pelaku usaha yang ingin mendapatkan IPPKH sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor. P.27/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, Pasal 23 huruf g yakni peta citra penginderaan jauh dengan resolusi minimal 5 (lima) meter liputan 1 (satu) tahun terakhir dilampiri dengan softcopy dengan koordinat sistem UTM Datum WGS 84.
Berdasarkan peraturan tersebut, maka pelaku usaha yang ingin memperoleh IPPKH wajib menyertakan peta citra penginderaan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Salah satu data citra penginderaan jauh yang dapat diperoleh secara cepat yakni data citra satelit.
Data original citra satelit rata-rata dapat tersedia antara 1-2 minggu setelah pemesanan dilakukan, namun saat ini beberapa perusahaan penyedia data original citra satelit bahkan dapat menyediakan data citra satelit dalam hitungan hari bahkan jam, seperti perusahaan Airbus Defence & Space asal Prancis, sebagai penyedia data citra satelit yang salah satu produknya merupakan citra satelit hasil perekaman dengan sensor optis pasif seperti Pleiades Neo dengan resolusi spasial kelas 30 cm, Pleiades-1A & Pleiades-1B dengan resolusi spasial kelas 50 cm, serta SPOT-6 & SPOT-7 dengan resolusi spasial kelas 150 cm (1.5 m).
Durasi pengolahan citra satelit tergantung dengan jenis citra satelit yang digunakan, jumlah scene yang meng-cover area pemohon, penggabungan scene antara citra satelit (jika citra satelit yang meng-cover area pemohon lebih dari satu scene), luasan area order, serta tingkat kesulitan pengolahan citra satelit, seperti misalnya pengolahan yang dilakukan untuk mengurangi keberadaan awan tipis seperti kabut, asap, dll, menghilangkan awan melalui penggunaan data citra satelit tambahan yang bebas awan pada area yang terdapat awan pada data citra satelit utama, koreksi geometrik menggunakan data titik kontrol lapangan, serta pengolahan tingkat lanjut lainnya. Namun secara umum, pengolahan citra satelit untuk area IPPKH, memakan waktu yang tidak telalu lama (hitungan hari sampai minggu), berhubung biasanya area pemohon IPPKH tidak berukuran luas jika dibandingkan luasan data citra satelit dalam satu kali perekaman yang dapat meng-cover area seluas ratusan hingga ribuan kilometer persegi, sehingga biasanya area pemohon hanya ter-cover oleh satu tanggal perekaman citra satelit.
Lalu data citra satelit apa sajakah yang sesuai dengan persyaratan teknis untuk mendapatkan IPPKH?, berikut kami sajikan daftarnya:
1). Citra Satelit SPOT–6 dan SPOT–7 (Resolusi Spasial Kelas 1.5 Meter)
Inilah salah satu citra satelit favorit yang paling banyak digunakan untuk keperluan IPPKH. Selain karena mempunyai resolusi spasial yang sudah memenuhi syarat, ketersediaan datanya hampir lengkap untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Data original Citra Satelit SPOT–6 dan SPOT–7 mempunyai tingkat resolusi spasial kelas 1.5 meter untuk moda pankromatik yang terdiri dari 1 band yang berada pada spektrum cahaya tampak (visible) dan 6 meter untuk moda multispektral yang terdiri dari 4 band yang berada pada spektrum cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared) atau biasa disingkat menjadi VNIR.
Melalui salah satu teknik pengolahan citra satelit yang bernama Pansharp atau Fusi, nantinya akan diperoleh Citra Satelit SPOT–6 dan SPOT–7 dengan resolusi spasial 1.5 meter yang terdiri dari 4 band VNIR.
Citra Satelit SPOT–6 mulai tersedia dari akhir tahun 2012 hingga saat ini, karena Satelit SPOT-6 meluncur ke angkasa pada tanggal 9 September 2012, sedangkan Satelit SPOT-7 mengangkasa pada tanggal 30 Juni 2014 dan masih beroperasi sampai sekarang, sehingga ketersediaan Citra Satelit SPOT–7 diawali dari pertengahan tahun 2014 sampai dengan saat ini.
Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 kerap disebut sebagai satelit “kembar” karena mempunyai spesifikasi teknis yang mirip satu sama lain.
Untuk luasan minimal order pembelian dan atau yang disertai pengolahan Citra Satelit SPOT–6 dan SPOT–7 yakni seluas 100 km2 (10 ribu hektar), dengan jarak antar vertex dan lebar ke segala arah area order minimal berjarak 5 km.
2). Citra Satelit Pleiades–1A dan Pleiades–1B (Resolusi Spasial Kelas 0.5 Meter)
Selain Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 yang sering disebut sebagai satelit “kembar”, Satelit Pleaides–1A dan Pleiades–1B pun acap dibilang sebagai satelit “kembar”, karena memiliki spesifikasi teknis yang sama. Satelit Pleiades-1A, Pleiades-1B, SPOT-6, dan SPOT-7, kesemuanya merupakan satelit milik perusahaan asal Prancis yang bernama Airbus Defence & Space.
Satelit Pleiades–1A dan Pleiades–1B menghasilkan citra dengan resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) untuk moda pankromatik yang terdiri dari 1 band pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan 2 meter untuk moda multispektral yang terdiri dari 4 band pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared).
Dengan teknik pengolahan Pansharp atau Fusi, nantinya akan dihasilkan Citra Satelit Pleaides–1A atau Pleiades–1B yang memiliki resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) yang terdiri dari 4 band VNIR.
Satelit Pleiades-1A mengawali “tugasnya” pada tanggal 16 Desember 2011 dan masih “bekerja” merekam permukaan dan dekat permukaan bumi sampai saat ini, sehingga ketesediaan data Citra Satelit Pleiades–1A dimulai dari akhir Desember 2011 hingga kini. Sedangkan untuk data Citra Satelit Pleiades–1B mulai tersedia dari akhir tahun Desember 2012 hingga sekarang, karena Satelit Pleiades-1B beranjak meluncur ke luar angkasa untuk beroperasi pada tanggal 2 Desember 2012.
Untuk luasan minimal area order pembelian dan atau yang disertai pengolahan data arsip original Citra Satelit Pleiades–1A atau Pleiades–1B yakni seluas 25 km2 (2500 ha), dengan jarak antar vertex dan lebar ke segala arah minimal berjarak 1 km.
3). WorldView–2 (Resolusi Spasial Kelas 0.5 Meter)
WorldView-2 merupakan salah satu citra satelit yang populer di kalangan yang sering menggunakan data citra satelit resolusi sangat tinggi baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, terutama pada medio tahun 2009 hingga beberapa tahun setelahnya. Hal tersebut tidak terlepas dari pemasaran yang sangat baik dari perusahaan Maxar Technologies (dulu bernama DigitalGlobe) ditambah kurangnya persaingan yang ketat dari perusahaan lainnya pada segmen citra satelit dengan resolusi sangat tinggi. Praktis waktu itu hanya Citra Satelit GeoEye-1 dari perusahaan GeoEye Inc., yang menjadi pesaing berat bagi Citra Satelit WorldView-2. Namun kehadiran Citra Satelit Pleiades-1A dan Pleiades-1B dari perusahaan Airbus Defence & Space, mulai menggusur sedikit demi sedikit ketenaran Citra Satelit WorldView-2, melalui strategi pemasaran yang cukup berhasil dari pihak perusahaan Airbus Defence & Space.
Data original Citra Satelit WorldView-2 terdiri atas dua moda yakni pankromatik dan multispektral. Untuk moda pankromatik mempunyai resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m), yang terdiri dari 1 band dan moda multispektral dengan resolusi spasial kelas 2 m, yang terdiri dari 4 band VNIR, serta 4 band tambahan (band coastal blue, yellow, red edge, dan near infrared 2).
Untuk keperluan IPPKH, cukup pembelian dan atau yang disertai pengolahan data arsip original Citra Satelit WorldView-2 dengan pilihan 4 band VNIR, sedangkan 4 band tambahan tidak diperlukan, karena nantinya hanya menampilkan data Citra Satelit WorldView-2 hasil olahan warna natural atau warna sebenarnya pada layout, serta tampilan warna semu yang melibatkan band inframerah untuk memudahkan proses mapping (digitasi dan interpretasi) oleh interpreter dalam pembuatan peta penggunaan lahan dengan sumber data dari hasil olahan Citra Satelit WorldView-2.
Satelit WorldView-2 meluncur pada tanggal 8 Oktober 2009 dan hingga saat ini masih beroperasi. Oleh karenanya ketersediaan data Citra Satelit WorldView-2 bermula dari akhir Oktober 2009 sampai dengan saat ini.
Luasan minimal order pembelian dan atau yang disertai pengolahan data arsip original (archive ataupun fresh archive) Citra Satelit WorldView-2 yakni seluas 25 km2 (2500 ha), dengan aturan jarak antar vertex dan lebar ke segala arah dari area order minimal berjarak 2 km.
4). GeoEye-1 (Resolusi Spasial Kelas 0.5 Meter)
GeoEye-1 merupakan salah satu satelit penghasil citra resolusi sangat tinggi milik perusahaan Maxar Technologies.
Data original Citra Satelit GeoEye-1 terdiri dari 2 (dua) moda yakni moda pankromatik yang terdiri dari 1 band dan mempunyai resolusi spasial mencapai 46 cm (0.46 m) pada posisi nadir, serta moda multispektral yang memiliki resolusi spasial hingga 1.65 meter pada posisi nadir, dengan jumlah 4 band yang berada pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (band merah, hijau, dan biru) dan band inframerah dekat (near infrared).
Untuk luasan minimal order pembelian dan atau yang disertai pengolahan data arsip original (archive dan fresh archive/update) Citra Satelit GeoEye-1 sama halnya dengan Citra Satelit WorldView-2, yakni seluas 25 km2, dengan jarak antar vertex dan lebar ke segalah arah minimal sejauh 2 km.
5). WorldView–3 (Resolusi Spasial Kelas 0.3 Meter)
WorldView-3 merupakan satelit penghasil citra dengan resolusi spasial tertinggi saat ini untuk kepentingan komersial yang dapat diakses oleh semua kalangan.
Satelit WorldView-3 mampu menghasilkan citra dengan resolusi spasial mencapai 31 cm (0.31 m) dalam posisi nadir untuk moda pankromatik yang terdiri dari 1 band, kemudian resolusi spasial 1.24 meter pada posisi nadir untuk moda multispektral yang terdiri dari 8 band, selanjutnya 8 band Short Wave Infra Red (SWIR) dengan resolusi spasial 3.7 meter pada posisi nadir, serta 12 band CAVIS (Clouds, Aerosols, Vapors, Ice, and Snow) yang memiliki resolusi spasial 30 meter dalam keadaan nadir.
Perusahaan Maxar Technologies memberlakukan penjualan berdasarkan kelas resolusi spasial beserta jumlah band-nya (resolusi spektral). Untuk data original Citra Satelit WorldView-3 tersedia pilihan resolusi spasial kelas 30 cm (0.3 m), 40 cm (0.4 m), dan 50 cm (0.5 m), dengan opsi band dapat memilih antara satu atau gabungan dari pilihan berikut ini: 4 band VNIR, 4 band VNIR plus 4 band tambahan, 8 band SWIR, dan 12 band CAVIS.
Untuk kepentingan IPPKH, customer cukup melakukan pembelian dan atau yang disertai pengolahan data original Citra Satelit WorldView-3 yang terdiri dari 4 band VNIR. Sedangkan untuk kelas resolusi spasialnya, tidak masalah apakah itu kelas 30 cm (0.3 m), 40 cm (0.4 m), atau 50 cm (0.5 m), karena semuanya sudah mempunyai resolusi spasial lebih tinggi dari 5 meter.
Luasan minimal order pembelian dan atau yang disertai pengolahan data arsip original (archive ataupun fresh archive) Citra Satelit WorldView-3 yakni seluas 25 km2 (2500 ha), dengan aturan jarak antar vertex dan lebar ke segala arah dari area order minimal berjarak 2 km.
Sebenarnya perusahaan Maxar Technologies memiliki satelit lain yang mampu menghasilkan citra dengan resolusi spasial mencapai kelas 30 cm (0.3 m) yakni Satelit WorldView-4, namun sayangnya satelit yang meluncur pada tanggal 11 November 2016 tersebut, harus berhenti beroperasi pada akhir tahun 2018 karena mengalami kerusakan pada bagian Control Moment Gyros (“CMGs”).
Untuk mengganti Satelit WorldView-4 yang telah “gugur”, serta untuk semakin memperlengkap ketersediaan data citra satelit terutamanya untuk resolusi spasial kelas 30 cm (0.3 m), selanjutnya Maxar Technologies tengah mempersiapkan peluncuran 6 (enam) satelit terbaru mereka yang bernama Satelit WorldView Legion.
Keenam satelit tersebut direncanakan akan mengangkasa pada tahun 2021 ini, yang akan membentuk sebuah konstelasi yang mampu melakukan perekaman hingga 40 kali di suatu tempat dengan resolusi spasial dapat mencapai 29 cm (0.29 m) pada posisi nadir.
0 Komentar