Pendangkalan Sungai dan Teknologi Monitoringnya

Pendangkalan sungai adalah proses pengendapan material-material padat di dasar sungai, material tersebut dapat berupa sampah, pasir, dan material-material lainnya. Penting untuk mengidentifikasi Pendangkalan Sungai dan Teknologi Monitoringnya.

Pendangkalan merupakan sebuah kerusakan alam yang di akibatkan oleh alam dan manusia, seperti hujan deras yang mengakibatkan terbawanya material yang berasal dari terkikisnya lapisan tanah dan material tersebut terbawa dan mengendap di sungai. Pendangkalan sungai jika di biarkan begitu saja tanpa adanya upaya untuk menangainya, akan mengakibatkan banjir. Berikut perbuatan-perbuatan manusia yang mengakibatkan pendangkalan sungai.

a. Membuang sampah di sungai

Membuang sampah di sungai mengakibatkan sampah-sampah tersebut menumpuk dan mengendap di dasar sungai. Perbuatan ini sangatlah tidak terpuji dan merusak lingkungan. Perlu di lakukannya penyuluhan tentang cinta lingkungan dan perlu adanya kesadaran diri untuk mencintai lingkungan.

b. Penebangan pohon sembarangan

Penebangan pohon sembarangan juga menjadi faktor penyebab terjadinya pendangkalan sungai. Akar-akar pohon bermanfaat sebagai penyimpan air supaya pada saat musim kemarau tidak akan terjadi kekeringan. Jika banyak pohon-pohon yang di tebang, otomatis jika hujan mengguyur akan mengalir begitu saja dan mengikis lapisan tanah tanpa ada yang menghambat masuk ke dalam tanah dan menahannya, lapisan tanah yang mengikis tersebut terbawa dan mengendap di sungai.

Berikut upaya-upaya yang dapat kita lakukan untuk menjaga sungai dan lingkungan sekitar:

  • Tidak membuang sampah sembarangan
  • Memisahkan sampah antara sampah organik dengan an-organik
  • Menggiatkan penanaman pohon, khususnya di dekat area sungai
  • Bergotong royong membersihkan sungai secara rutin
  • Menindak tegas apabila ada oknum yang merusak lingkungan
  • Menanamkan sejak dini rasa cinta kepada lingkungan
  • Tidak mencemari sungai dengan membuang sisa-sisa penggunaan deterjen, limbah pabrik, dll.

Erosi tanah dari daerah hulu sungai seringkali menjadi sebab adanya pendangkalan sungai. Belum lagi masalah sampah yang dibuang ke sungai. Timbunan material baik alami maupun hasil limbah manusia yang berupa sampah, lama kelamaan dapat menyebabkan aliran sungai tidak lagi lancar. Ini yang kemudian menyebabkan luapan air dari sungai tersebut, jika daya tampungnya menurun. 

Pendangkalan Sungai dan Akibatnya

Erosi pada tepi sungai maupun dasar sungai pada daerah hulu menjadi tak terhidarkan ketika alih fungsi lahan terjadi. Penyerapan air hujan oleh tumbuhan dan pohon menjadi berkurang karena alih fungsi tersebut. Penyerapan ini berfungsi menjaga air tidak mengalir di permukaan sehingga dapat mengikis muka tanah. Kikisan muka tanah tersebut pada akhirnya akan menuju sungai dan diendapkan sebagai sedimentasi padat.

Laju pengendapan sedimentasi yang besar tentu saja semakin mempercepat proses pendangkalan. Pengendapan di dasar sungai maupun di bagian tepi sungai membuat daya tampung sungai menurun.

Hal lain yang disinggung di atas adalah adanya pembuangan sampah yang juga akan mengakibatkan  pendangkalan sungai. Daya tampung air pada sungai yang sudah menurun akibat laju endapan sedimen dari sejak daerah hulu, diperparah dengan pembuangan sampah di sungai tersebut. Luapan air akan terjadi jika sungai tidak lagi mampu menampung air.

Selain banjir, yang perlu diperhatikan juga ekosistem yang rusak akibat pendangkalan ini. Ekosistem yang rusak menyebabkan keragaman hewan ikut hilang.

Gambar 1. Sedimentasi yang mengendap di sungai

 

Monitoring Pendangkalan Sungai

Untuk mengurangi resiko meluapnya air dari sungai akibat pendangkalan yang terjadi, maka perlu dilakukan  monitoring terhadap sungai tersebut. Monitoring bisa dilakukan secara berkala. Untuk sungai yang relatif sempit dan tidak dalam, monitoring lebih mudah dilakukan. Tetapi jika sungai yang dalam dan lebar, maka membutuhkan pengukuran lebar dan kedalaman secara berkala yang lebih rumit.

Gambar 2. Hasil Pengukuran Bathymetri Sungai CImanuk Indramayu

Pengukuran kedalaman sungai ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat-alat survei batimetri. Alat survei kedalaman sungai ini bisa menggunkan Single Beam Echosounder (SBES). Penggunaannya yang mudah dan akurasi yang baik, sangat mencukupi untuk pengukuran kedalaman sungai. Hasil pengukuran kedalam yang periodik ini dapat digunakan sebagai perencanaan tata kelola sungai, misalnya pengerukan.

Wahana pembawa alat survei ini bisa menggunakan kapal boat biasa maupun menggunakan Autonomous Survei Vessel (ASV).

Gambar 3. Autoboat ASV

Penggunaan ASV akan lebih efektif untuk sungai karena beberapa hal:

  • Mudah dalam mobilisasi
  • Sesuai dengan ukuran sungai yang akan disurvei
  • Mudah dalam pengoperasian
  • Relatif lebih murah dibanding biaya sewa boat
  • Lebih aman karena tidak berawak

Hal-hal di atas tidak bisa dilakukan oleh boat biasa, sehingga pilihan menggunakan ASV adalah pilihan yang lebih baik.

sumber: zonaspasial

0 Komentar